sebelum masuk pembahsan resiko dot aku curcol dulu ya, hehe
  
alhamdulillah aku dan suami mendapatkan anugrah terindah yang membuat 
kami semakin bersyukur kepada Allah SWT... 13 Februari 2014 Adalyn Arsy 
Raisa Rezsa....
udah 4 bln ini aku masih dan tetap melanjutkan ASIX... semoga aku tetep 
bisa memberikan asi hingga 2 tahun tentunya juga MPASI saat Alyn 
(babyku)6m... Di bulan April cutiku dah abis..aku bingung cari orang 
untuk momong Alyn di rumah. Waktu cuti tinggal seminggu tetep ga dapet 
juga... sampai akhirnya aku di kasih tau temen kantor kalo ada day care 
di kantor. Syukur alhamdulillah ketemu solusinya. ya akhirnya sampai 
sekarang Alyn aku bawa ke day care di kantorku.
setiap jam 10.00 dan 12.00 aku dateng tuk memberikan asiku untuk Alyn, 
seneng rasanya ngeliat Alyn minum dengan antusias,maklum si endut doyan 
banget ma asi. Alyn sama sekali ga aku kenalin ma Sufor..jadi selama ini
 aku selalu memrah asi untuk Alyn ku sayang jam 09.30 dan 15.00 WIB 
terus aku simpan di Freezer di day care. Lumayan 1 PD 75 ml pake tangan 
ajah,mau beli breast pump tp kyanya belum butuh banget karena aku bisa 
jenguk Alyn kalo aku lagi longgar kerjaan.
Btw pemberian ASIP aku pake media sendok pernah pake cup feeder tapi di 
day care terbiasa pake sendok ok g pa2 timbang pake dot. Dulu waktu cuti
 nyoba ngasih Alyn ASIP pake dot kurang lebih 3 kali sampai akhirnya aku
 gabung ke group AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) dan aku baca di 
dokumen tentang efek dari dot.. ya ampun ternyata aku belum tau efek 
dari dot sampai akhirnya aku beralih ke cup feeder, aku mau ngutip dari AIMI tentang efek dari dot untuk para calon ibu dan ibu yang pengen 
memberikan yang terbaik untuk anak - anak nya silakan baca ya ..
1. RESIKO BINGUNG PUTING
Bingung
 puting adalah keadaan dimana bayi memilih untuk menggunakan botol dan 
dot karena cara kerja meminum ASI dari botol dan dot dan payudara 
berbeda. Melalui botol dan dot bayi tidak harus suckling melainkan hanya
 sucking. Sedangkan pada payudara bayi harus menggunakan lidahnya untuk 
merangsang keluarnya ASI. Sedangkan pada botol dan dot bayi hanya 
menyedot dan aliran ASIP sudah keluar dengan derasnya.
Banyak
 ibu bertanya adakah dot yang menyerupai payudara ibu dapat mencegah 
bingung putting.  Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun dot yang 
menyerupai payudara ibu. Bentuk dot yang ada saat ini memudahkan susu 
menetes tanpa bayi harus berusaha menghisap. Masalah muncul ketika bayi 
merasa harus “bekerja keras” menghisap payudara ibu agar ASI dapat 
keluar. Sementara bayi sudah terbiasa dengan aliran susu dari dot. Bayi 
biasanya akan kesal dan menolak untuk menyusu langsung. Beberapa akibat 
juga mempengaruhi si ibu sendiri seperti payudara bengkak dan 
berkurangnya ASI. Pada sebagian bayi memang tidak tampak bingung puting,
 namun harus disadari bahwa setiap bayi berbeda. Ada bayi yang setelah 
beberapa waktu menggunakan dot baru terkena bingung puting, namun ada 
juga yang langsung terkena dampaknya. Bingung puting juga tidak mengenal
 usia. Bisa terjadi pada bayi baru lahir, namun bisa juga terjadi pada 
bayi yang sudah besar. Bingung puting juga bukan faktor genetik. jadi 
kalau si kakak tidaik bingung puting, bukan berarti adiknya tidak 
bingung puting juga.
2. RESIKO TIDAK HIGIENIS LEBIH TINGGI 
 
Dot
 itu sendiri tidak dapat dikatakan higienis sedangkan higienitas adalah 
hal mutlak bagi bayi karena sistem imunnya yang belum matang. Perlu 
diingat bahwa bakteri mudah berkembangbiak pada kondisi hangat. Setiap 
kali habis dipakai dot harus langsung dibersihkan. Bila dot berada dalam
 kondisi terbuka terlalu lama ataupun terjatuh juga harus segera 
disingkirkan. Belum lagi sisa lemak yang menempel di sela-sela dot yang 
sulit untuk dibersihkan. Jika hal-hal ini diabaikan dapat mengakibatkan 
muntah, diare, kolik dan sebagainya.
3. RESIKO KERUSAKAN GIGI
 
Penggunaan
 dot mempengaruhi bentuk kesehatan gigi-geligi dan otot area mulut. 
Penggunaan dot dalam jangka panjang dapat merusak gigi anak (karies). 
Sebuah penelitian menemukan bahwa anak ASI yang tidak pernah mengenal 
dot (dan empeng) akan tumbuh dengan memiliki wajah yang lebih 
proporsional. Bentuk gigi-geliginya lebih sempurna dibanding bayi yang 
mengenal dot.
Menyusu langsung pada payudara bukan hanya untuk 
membuat bayi kenyang saja. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang 
kompleks, melibatkan seluruh otot yang berada di sekitar mulut dan 
rahang. Mulut bayi harus bekerja keras untuk mendapatkan ASI. Sebaliknya
 pemberian ASI (dan pengganti ASI) melalui dot tidak merangsang bayi 
untuk belajar dan bekerja menghisap. Akibatnya, kekuatan otot-otot 
tersebut melemah, sehingga kemampuan bicara menjadi terhambat.. Kurang 
lebih sama perbandingannya seorang penari yang otot-ototnya lentur 
karena sering berlatih dengan yang jarang atau malas berlatih
4. RESIKO INFEKSI TELINGA
 
Otitis
 Media merupakan infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah. 
Struktur saluran telinga pada bayi lebih dekat dengan daerah mulut dan 
belum memiliki sistem proteksi yang kurang baik dibandingkan struktur 
telinga orang dewasa. Oleh karena struktur ini, gangguan pada daerah 
mulut akan memudahkan terjadinya gangguan pada struktur telinga bagian 
tengah. Pada pengguna Dot ditemukan kasus Otitis media yang meningkat. 
Barangkali kejadian ini terkait dengan gangguan pertumbuhan gigi dan 
meningkatnya kemungkinan infeksi pada penggunaan dot yang tidak 
higienis. Para peneliti di AAP (American Academy of Pediatry) 
menyarankan untuk mengurangi atau menghentikan secara total penggunaan 
dot untuk menghindari terjadinya Otitis Media.
Masalah muncul pada
 penggunaan dot adalah jika susu tetap keluar walaupun anak tidak 
menyedot, misalnya karena tertidur. Di sisi lain, saat anak tidur 
otot-ototnya menjadi rileks, termasuk otot yang menyusun saluran 
eustachius sehingga saluran tersebut terbuka. Nah, susu yang tetap keluar tadi bisa-bisa bukannya tertelan, namun masuk ke dalam saluran 
eustachius
 dan  memenuhi rongga pada telinga tengah. Hal ini mungkin terjadi, 
apalagi pada anak yang menyusu botol dalam keadaan berbaring. Cairan 
yang terkumpul di telinga tengah kemudian dapat menjadi media infeksi 
bakteri. Selain itu, adanya cairan di belakang gendang telinga akan 
mengganggu proses transmisi suara. Akibatnya, anak menjadi sulit 
mendengar. Fungsi telinga dapat kembali normal apabila cairan tersebut 
dibuang.
5. KESULITAN MENYAPIH
 
Menyapih
 anak dari dot bisa jadi lebih sulit dibanding menyapih dari payudara. 
Sedangkan bayi yang tidak menggunakan dot kita tidak usah memikirkan 
bagaimana menyapih dari gelas kan? Karena seumur hidup kita akan minum 
menggunakan gelas.
6. TIDAK MENGGUNAKAN DOT BISA MEMBANTU MENJAGA BONDING IBU DAN ANAK
 
Kenapa
 demikian? Karena bayi mendapatkan kepuasan oral hanya dari puting 
payudara ibunya tidak dari puting botol dan dot. Sehingga bayi akan 
selalu menunggu saat-saat bisa menyusu langsung pada ibunya bila ada 
kesempatan. Hal ini penting untuk menjaga bonding ibu dan bayi terutama 
bagi ibu bekerja yang terpaksa harus meninggalkan bayinya selama 
beberapa jam setiap harinya. Yang beresiko adalah ketika ibu harus 
meninggalkan bayi selama beberapa hari. Bayi yang biasanya bisa menyusu 
secara langsung pada waktu sore dan malam ketika ibunya di rumah, 
mendadak harus terus diberi dot selama 24 jam. Setelah ibunya pulang, 
banyak kasus dimana tiba-tiba bayi menolak menyusu langsung dari ibunya.
sumber :https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/resiko-penggunaan-dot/10151580969439778 
pilihan untuk pemberian asip dengan media pa saja itu hak ibu tapi 
alangkah baiknya jika media tersebut tidak memiliki efek negatif untuk 
anak - anak kita di kemudian hari. Ga ada istilah "ribet" untuk kebaikan
 anak anak kita.. toh itu untuk perkembanganya. Asal kita mau telaten 
dan sama - sama belajar dengan bayi kita pasti pemberian ASIP 
menggunakan media selain dot menjadi mudah :p
Salam Ngasi..